Pawai dimulai dari Masjid Ash Shalafiyah, Jakarta Selatan, selepas salat Isya atau sekitar pukul 19.30 WIB. Peserta pawai mengenakan aneka macam busana dari seperti Sunan hingga kostum ala setan bertanduk merah.
"Rutin ini mbak setiap tahun. Lebih ramai ketimbang malam takbiran karena kalau malam tahun baru yang ikut bapak-bapak dan ibu-ibu. Kalau takbiran cuma anak-anak," tutur seorang ibu asal Lebak Bulus yang ikut menyaksikan pawai tersebut, kepada detikcom di Jl Warung Buncit Raya, Jakarta Selatan, Senin (6/12/2010).
Pantauan detikcom, pawai ini cukup panjang. Kemacetan terjadi sejak pawai dimulai.
"Ini kalau lagi nggak hujan lebih ramai, bisa macet total," keluh ibu tersebut.
Dalam pawai tersebut, ribuan pemuda dan anak-anak menyanyikan lagu sholawat sambil memikul imitasi Ka'Bah, Janur Kuning dan membawa obor. Anehnya beberapa peserta yang lain justru memikul keranda.
Para peserta pawai juga menyalakan kembang api yang membuat malam Tahun Baru Islam itu cukup meriah walau tengah diguyur hujan gerimis. Beberapa warga yang rumahnya dilintasi pun ikut keluar untuk menyaksikan pawai tersebut. (feb/van)